Teknologi CCUS PLTU Mahal dan Terbatas, RI Fokus pada Pembangkit EBT

Image title
16 November 2021, 12:44
pltu, ccus, ebt, pembangkit listrik, energi baru terbarukan
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Warga mengecek Panel Surya di Pantai Bakti Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Penerapan teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS) atau penangkapan dan pemanfaatan karbon untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dinilai mempunyai keterbatasan. Sehingga opsi penghentian penggunaan PLTU dinilai lebih mendesak untuk menurunkan emisi karbon.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan, teknologi ini menangkap karbon lalu diinjeksikan kembali ke perut bumi menggunakan teknologi CCUS. Ini tergantung dari kapasitas reservoir yang ada, sehingga upaya untuk menekan emisi dari PLTU melalui teknologi ini menjadi terbatas.

"Apakah dalam jangka panjang, kalau ini kan terus bertambah emisinya ada keterbatasan yang saya lihat," kata Arifin dalam Youth Camp for Future Leader on Environment, Selasa (16/11).

Sekalipun teknologi CCUS ke depannya dikatakan akan ekonomis untuk diterapkan pada PLTU. Namun tetap saja, untuk menerapkan teknologi ini, suatu perusahaan butuh mengeluarkan dana untuk investasinya.

Sementara di lain sisi, investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pembangkit energi terbarukan semakin murah. Ditambah performa teknologi yang terus berkembang, membuat EBT menjadi pertimbangan karena telah kompetitif.

"Jadi kita punya kapasitas reservoir 1,5 giga (miliar) ton CO2 tapi kalau kita lihat output yang harus kita tangkap selama sekian tahun apakah ini akan bisa mengakomodir?," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...